Rabu, 8 April 2009 | 16:46 WIB
JAKARTA, KOMPAS.com — Kasus meninggalnya Maulidah alias Ngatini pada 6 April lalu ternyata berbuntut panjang. Wanita yang tewas dengan tubuh dipenuhi sisik itu diduga mengalami keracunan obat. Setelah menjalani perawatan selama 10 hari, akhirnya ia meninggal dunia.
Terkait dengan kejadian tersebut, K-link, selaku produsen suplemen kesehatan yang dikonsumsi Maulidah, melaporkan M Nur Sitepu yang adalah suami korban kepada kepolisian daerah Sumatera Utara, kemarin. Hal ini menyusul pernyataan Nur kepada media yang menyebut produk obat dari K-link yang menjadi penyebab kematian istrinya.
"Dia (Nur) telah memberitakan kepada media massa bahwa istrinya meninggal karena mengonsumsi produk K-Link. Dia tidak pernah konfirmasi pada kami," kata kuasa hukum K-link, Hamdan Zoelva, di kantornya, di bilangan Kebayoran Baru, Jakarta, saat menggelar jumpa pers.
Hamdan mengatakan, produk yang memang dikonsumsi Maulidah, yakni Gamat Vitagel, Kino, dan Klorofil sudah lulus uji laboratorium, baik di Universitas Indonesia, maupun Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). "Produk-produk klien kami dari bahan-bahan alami yang tidak memiliki efek samping apa pun," kata Hamdan.
Seperti yang telah diberitakan, Maulidah meninggal setelah sempat menjalani perawatan dari tanggal 28 Maret hingga 6 April 2009 di RSUP Haji Adam Malik, Medan. "Mukanya sembab, kusam, dan bersisik. Ketika saya membuka bajunya, badanya hitam, kasar, dan bersisik," kata Kemala, petugas Puskesmas yang sempat melihat kondisi Maulidah sebelum dilarikan ke RS.
Kemala, yang ternyata menjadi distributor yang menjual K-link kepada Maulidah, menyatakan kesaksiannya ini pada kesempatan yang sama. Menurut Kemala, saat ditanyai dokter, M Nur langsung mengatakan bahwa kondisi istrinya adalah akibat keracunan produk K-link. Namun, ia tidak mengungkapkan riwayat kesehatan istrinya.
Dijelaskan Kemala, sebelum pertama kali mengonsumsi suplemen tersebut, Maulidah sudah mengalami keracunan obat dan gangguan ginjal, selama dua bulan terakhir. Kulitnya pun telah bersisik saat itu. Bahkan sebenarnya, sehari setelah Maulidah memakai obat K-link, tanggal 20 Maret 2009, kondisinya terbilang menjadi sehat dan membaik. "Maulidah sudah kelihatan membaik, bisa berjalan, dan berolahraga kecil," kata Kemala.
Sayangnya, pada tanggal 26 Maret, Maulidah dimandikan dengan air sirih oleh orangtuanya yang datang ke rumah keluarga itu. Setelah pemandian itu, kata Kemala, kondisi Maulidah menjadi memburuk dan kulit bersisiknya menjadi semakin mengeras. Saat itulah ia dilarikan ke RS pada tanggal 28 Maret.
Atas kasus ini, pihak pengacara menilai Nur layak diganjar dengan Pasal 310 KUH Pidana tentang Pencemaran Nama Baik, dengan ancaman denda maksimal Rp 4.500 atau penjara paling lama 1 tahun 4 bulan.
Sumber by : http://regional.kompas.com/read/xml/2009/04/08/16462751/suami.dari.wanita.bersisik.dilaporkan.ke.polda.sumut
Tidak Relevan Suplemen Penyebab Tewasnya Ngatimi
*zainul abdi nst/cw 01
Kematian Ngatimi alias Maulidah (38) disebut-sebut akibat mengonsumsi suplemen larutan organik Spirulina, minuman Gamat Plis, cairan Cholorofil, satu kotak tablet Kino dan Gamat Vita Gel, dibantah keras oleh managemen PT K-Link Nusantara.
Melalui Corporate Managemen PT K-Link Nusantara, Bayu Riono didampingi dr Anggi, dr J Silitonga dan penanggung jawab produk K-Link, dr Fatma Dwi A kepada wartawan dalam jumpa persnya, di Hotel Asean, Senin (6/4).
Menurut dr Anggi, tidak relevan suplemen menjadi penyebab utama tewasnya Ngatimi penduduk Jalan Perintis Kemerdekaan Gang Sunda No 17, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, kemarin di RSUP HAM.
Sebab, dari hasil penelusuran dan penelitian yang dilakukan, penyakit awal Ngatimi adalah bronchitis kronis (paru-paru). Selanjutnya, Ngatimi mengonsumsi banyak obat-obatan sehingga menimbulkan keracunan obat (steven johnson syndrome) yang terakumulasi di dalam tubuh sehingga kulit memghitam dan melepuh.
“Setelah itu, dia disarankan oleh keluarganya mengonsumsi produk K-Link. Gak relevan setelah meminum produk tersebut selama empat hari meninggal. Ngatimi meninggal akibat steven johnson syndrome. Terlalu dini divonis karena gagal ginjal,” jelasnya.
Ditambahkannya, dampak dari keracunan obat-obatan tersebut juga mengakibatkan kulitnya melepuh. Selain itu juga dari hasil pemeriksaan laboratorium, darah dan urine mengalami infeksi sehingga mengeluhkan batuk-batuk. “Lekositnya tinggi, urinenya banyak bakteri dan sistem kekebalan tubuhnya melemah,” katanya.
Hal yang sama juga diutarakan dr J Silitonga dan penanggung jawab produk K-Link, dr Fatma Dwi A. Bahkan, dr Fatma menyebutkan produk K-Link merupakan produk yang bebas dari bahan kimiawi serta terdaftar di BPOM selama lima tahun dan telah dikonsumsi ribuan orang di Indonesia. “Kami sifatnya menolong, kita tidak datangi pasien tetapi pihak keluarga yang menghubungi distributor untuk membeli produk kami. Jadi ini tidak relevan. Kami bisa menuntut balik kalau dikatakan penyebabnya karena produk K-Link,” tegasnya.
Sementara Corporate Managemen PT K-Link Nusantara, Bayu Riono, menjelaskan kronologis Ngatimi yang memiliki nama sebenarnya Maulidah istri M Nur Sitepu. Ngatimi telah dirawat di RSUP H Adam Malik Medan sejak 28 Maret 2008.
Menurut informasi dari kerabat dan keluarganya sebelum masuk ke rumah sakit, Ngatimi memang sudah lama mengalami gejala yang mirip steven johnson syndrome. Ngatimi sering menggunkan berbagai macam obat dan antibiotik.
“Keterangan itu langsung dari kakak kandung korban yaitu Husna ketika ditemui Kemalawati SKM seorang distributor K-Link yang diundang ke tempatnya pada tanggal 20 Maret lalu dan meminta pertolongan guna memberikan produk alternatif yang alami dan tidak berbahaya,” ungkapnya.
Setelah diberikan dua produk suplemen food, kondisinya membaik dan bisa berjalan seperti dikatakan oleh Husna melalui telepon pada 22 Maret 2009. Kemudian Husna meminta produk lain karena Ngatimi menderita batuk-batuk yang telah lama dideritanya.
Usai mengonsumsi dua produk suplemen, kondisi Ngitimi membaik dan menyatakan akan pulang kampung menemui ibunya di Deli Serdang. Pada kesempatan yang sama, adik ipar korban, Dahlia meminta obat untuk menyembuhkan gangguan polipnya. Namun keesokan hari, Kemala dihubungi oleh keluarganya mengatakan Ngatimi menderita gatal-gatal dan melepuh di beberapa bagian tubuhnya. Kemala menyarankan untuk mengoleskan salah satu produk ke tubuh yang gatal, namun oleh ibunya, Ngatimi dimandikan dengan larutan daun sirih.
Tetapi gatalnya tak sembuh dan semakin parah. Selanjutnya korban dibawa ke RSUP HAM dan didaftarkan dengan nama Ngatimi. Tanggal 31 Maret lalu, Ngatimi melakukan cuci darah karena kedua ginjalnya tak berfungsi. Semenjak itulah, Ngatimi tidak pernah mengkonsumsi suplemen food produk K-Link.
Gagal Ginjal
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSU Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM), dr Azwan Hakmi Lubis SpA MKes membenarkan prihal meninggalnya pasien yang didiagnosa menderita gagal ginjal.
Dia menjelaskan gagal ginjal yang dialami pasien sudah ditangani dokter dengan mencuci darahnya (hemodialisa), namun nyawanya tidak tertolong. Pihaknya menyatakan gejala penyakit kulit steven jhonson syndrome juga hampir mendekati diagnosanya. Jenazah pasien juga sudah dibawa pulang pihak keluarga untuk dimakamkan.
Azwan mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan obat-obatan harus berdasarkan rekomendasi dari dokter. “Jangan terlalu percaya untuk menggunakan langsung obat-obat yang ada di pasaran. Sebaiknya harus melalui rekomendasi dokter. Karena dikhawatirkan akan berbahaya pada kesehatan hingga menyebabkan kematian seperti yang dialami pasien Ngatimi. Hati-hati menggunakan obat yang beredar di pasaran,” tandasnya.
Sumber by :www.medanbisnisonline.com/2009/04/07/tidak-relevan-suplemen-penyebab-tewasnya-ngatimi/
Kematian Ngatimi alias Maulidah (38) disebut-sebut akibat mengonsumsi suplemen larutan organik Spirulina, minuman Gamat Plis, cairan Cholorofil, satu kotak tablet Kino dan Gamat Vita Gel, dibantah keras oleh managemen PT K-Link Nusantara.
Melalui Corporate Managemen PT K-Link Nusantara, Bayu Riono didampingi dr Anggi, dr J Silitonga dan penanggung jawab produk K-Link, dr Fatma Dwi A kepada wartawan dalam jumpa persnya, di Hotel Asean, Senin (6/4).
Menurut dr Anggi, tidak relevan suplemen menjadi penyebab utama tewasnya Ngatimi penduduk Jalan Perintis Kemerdekaan Gang Sunda No 17, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, kemarin di RSUP HAM.
Sebab, dari hasil penelusuran dan penelitian yang dilakukan, penyakit awal Ngatimi adalah bronchitis kronis (paru-paru). Selanjutnya, Ngatimi mengonsumsi banyak obat-obatan sehingga menimbulkan keracunan obat (steven johnson syndrome) yang terakumulasi di dalam tubuh sehingga kulit memghitam dan melepuh.
“Setelah itu, dia disarankan oleh keluarganya mengonsumsi produk K-Link. Gak relevan setelah meminum produk tersebut selama empat hari meninggal. Ngatimi meninggal akibat steven johnson syndrome. Terlalu dini divonis karena gagal ginjal,” jelasnya.
Ditambahkannya, dampak dari keracunan obat-obatan tersebut juga mengakibatkan kulitnya melepuh. Selain itu juga dari hasil pemeriksaan laboratorium, darah dan urine mengalami infeksi sehingga mengeluhkan batuk-batuk. “Lekositnya tinggi, urinenya banyak bakteri dan sistem kekebalan tubuhnya melemah,” katanya.
Hal yang sama juga diutarakan dr J Silitonga dan penanggung jawab produk K-Link, dr Fatma Dwi A. Bahkan, dr Fatma menyebutkan produk K-Link merupakan produk yang bebas dari bahan kimiawi serta terdaftar di BPOM selama lima tahun dan telah dikonsumsi ribuan orang di Indonesia. “Kami sifatnya menolong, kita tidak datangi pasien tetapi pihak keluarga yang menghubungi distributor untuk membeli produk kami. Jadi ini tidak relevan. Kami bisa menuntut balik kalau dikatakan penyebabnya karena produk K-Link,” tegasnya.
Sementara Corporate Managemen PT K-Link Nusantara, Bayu Riono, menjelaskan kronologis Ngatimi yang memiliki nama sebenarnya Maulidah istri M Nur Sitepu. Ngatimi telah dirawat di RSUP H Adam Malik Medan sejak 28 Maret 2008.
Menurut informasi dari kerabat dan keluarganya sebelum masuk ke rumah sakit, Ngatimi memang sudah lama mengalami gejala yang mirip steven johnson syndrome. Ngatimi sering menggunkan berbagai macam obat dan antibiotik.
“Keterangan itu langsung dari kakak kandung korban yaitu Husna ketika ditemui Kemalawati SKM seorang distributor K-Link yang diundang ke tempatnya pada tanggal 20 Maret lalu dan meminta pertolongan guna memberikan produk alternatif yang alami dan tidak berbahaya,” ungkapnya.
Setelah diberikan dua produk suplemen food, kondisinya membaik dan bisa berjalan seperti dikatakan oleh Husna melalui telepon pada 22 Maret 2009. Kemudian Husna meminta produk lain karena Ngatimi menderita batuk-batuk yang telah lama dideritanya.
Usai mengonsumsi dua produk suplemen, kondisi Ngitimi membaik dan menyatakan akan pulang kampung menemui ibunya di Deli Serdang. Pada kesempatan yang sama, adik ipar korban, Dahlia meminta obat untuk menyembuhkan gangguan polipnya. Namun keesokan hari, Kemala dihubungi oleh keluarganya mengatakan Ngatimi menderita gatal-gatal dan melepuh di beberapa bagian tubuhnya. Kemala menyarankan untuk mengoleskan salah satu produk ke tubuh yang gatal, namun oleh ibunya, Ngatimi dimandikan dengan larutan daun sirih.
Tetapi gatalnya tak sembuh dan semakin parah. Selanjutnya korban dibawa ke RSUP HAM dan didaftarkan dengan nama Ngatimi. Tanggal 31 Maret lalu, Ngatimi melakukan cuci darah karena kedua ginjalnya tak berfungsi. Semenjak itulah, Ngatimi tidak pernah mengkonsumsi suplemen food produk K-Link.
Gagal Ginjal
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSU Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM), dr Azwan Hakmi Lubis SpA MKes membenarkan prihal meninggalnya pasien yang didiagnosa menderita gagal ginjal.
Dia menjelaskan gagal ginjal yang dialami pasien sudah ditangani dokter dengan mencuci darahnya (hemodialisa), namun nyawanya tidak tertolong. Pihaknya menyatakan gejala penyakit kulit steven jhonson syndrome juga hampir mendekati diagnosanya. Jenazah pasien juga sudah dibawa pulang pihak keluarga untuk dimakamkan.
Azwan mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan obat-obatan harus berdasarkan rekomendasi dari dokter. “Jangan terlalu percaya untuk menggunakan langsung obat-obat yang ada di pasaran. Sebaiknya harus melalui rekomendasi dokter. Karena dikhawatirkan akan berbahaya pada kesehatan hingga menyebabkan kematian seperti yang dialami pasien Ngatimi. Hati-hati menggunakan obat yang beredar di pasaran,” tandasnya.
Sumber by :www.medanbisnisonline.com/2009/04/07/tidak-relevan-suplemen-penyebab-tewasnya-ngatimi/
Sekedar Berbagi Pengalaman
……………Bagian ke Tiga………
Memasuki usia 9 bulan 10 hari kembali kami periksakan ternyata janin didalam perut pertumbuhannya sangat cepat dan tidak mungkin dilahirkan secara normal karena usia istri yang rentan 33 tahun dan berat janin didalam perut tidak dimungkinkan untuk dilahirkan secara normal, jadi dokter menyarankan untuk Operasi Cesar maka pada tanggal 11 Maret 2008 jam 21.30 WIB, Operasi dilakukan dan Alhamdulillah jelang setengah jam kemudian, terdengar suara jeritan yang melengking dan membahana dari ruang operasi dan jantung saya pun berdetak sangat cepat dan keras semua perasaan bercampur aduk didalam hati.
Selang beberapa menit kemudian seorang perawat keluar dari ruang operasi tersebut dan membawa informasi yang sangat membahagiakan kami yaitu seorang bayi berjenis kelamin Perempuan dengan bobot 4,6 Kg dan panjang 52 cm dilahirkan dengan selamat sehat walafiat, semua perasaan gembira bercampur dihati sukur kepada Mu Ya Allah SWT.
Terasa lengkap sudah hidup ini karena sebelumnya kami telah dikaruniai 2 orang putra yang ganteng/tampan dan sekarang kembali diberi seorang bayi perempuan yang sangat cantik dan kami idam-idamkan akhirnya terkabul juga semua impian, dan tak lupa kami panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas semua kejadian ini dan terima kasih kepada K-Link yang mana selama proses kehamilan, istri tidak pernah menyentuh /mengkosumsi obat-obat dari dokter dan juga tidak pernah meminum Susu kehamilan.
Tetapi prosesnya tidak hanya sampai disitu bekas luka akibat dari Operasi Cesar tersebut untuk luka luarnya saya oleskan dengan Gamat Vitagel dan ditambah dengan mengkosumsi Gamat emultion (Produk dari K-Link) dan dokter menyatakan tidak bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu pada istri saya, karena saya tidak mengikuti obat yang disarankan oleh dokter bedah tersebut. Dan ternyata Puji Sukur kembali saya panjatkan kepada Allah SWT karena dalam tempo 3 hari luka luar bekas operasi Cesar istri kering dan luka dalamnya pun sudah mulai membaik sehingga oleh dokter dengan perasaan terheran-heran menyatakan istri sudah bisa dibawa pulang.
Demikianlah pengalaman ini saya tuliskan dan saat ini Bayi perempuan tersebut kami beri Nama Zaskia Nurul Dzihni yang berarti “pikiran yang cemerlang” tumbuh dan berkembang secara sehat dan normal dan belum pernah tersentuh oleh obat-obatan dari dokter (kecuali imunisasi) sampai kisah ini saya tuliskan, dan jika flu diapun kami beri Propolis, sementara karena frekwensi motorik badannya semakin tinggi dan meningkat maka saat ini kami berikan pendamping dari makannya yaitu Organic Spirulina.
Memasuki usia 9 bulan 10 hari kembali kami periksakan ternyata janin didalam perut pertumbuhannya sangat cepat dan tidak mungkin dilahirkan secara normal karena usia istri yang rentan 33 tahun dan berat janin didalam perut tidak dimungkinkan untuk dilahirkan secara normal, jadi dokter menyarankan untuk Operasi Cesar maka pada tanggal 11 Maret 2008 jam 21.30 WIB, Operasi dilakukan dan Alhamdulillah jelang setengah jam kemudian, terdengar suara jeritan yang melengking dan membahana dari ruang operasi dan jantung saya pun berdetak sangat cepat dan keras semua perasaan bercampur aduk didalam hati.
Selang beberapa menit kemudian seorang perawat keluar dari ruang operasi tersebut dan membawa informasi yang sangat membahagiakan kami yaitu seorang bayi berjenis kelamin Perempuan dengan bobot 4,6 Kg dan panjang 52 cm dilahirkan dengan selamat sehat walafiat, semua perasaan gembira bercampur dihati sukur kepada Mu Ya Allah SWT.
Terasa lengkap sudah hidup ini karena sebelumnya kami telah dikaruniai 2 orang putra yang ganteng/tampan dan sekarang kembali diberi seorang bayi perempuan yang sangat cantik dan kami idam-idamkan akhirnya terkabul juga semua impian, dan tak lupa kami panjatkan segala puji dan syukur kepada Allah SWT atas semua kejadian ini dan terima kasih kepada K-Link yang mana selama proses kehamilan, istri tidak pernah menyentuh /mengkosumsi obat-obat dari dokter dan juga tidak pernah meminum Susu kehamilan.
Tetapi prosesnya tidak hanya sampai disitu bekas luka akibat dari Operasi Cesar tersebut untuk luka luarnya saya oleskan dengan Gamat Vitagel dan ditambah dengan mengkosumsi Gamat emultion (Produk dari K-Link) dan dokter menyatakan tidak bertanggung jawab apabila terjadi sesuatu pada istri saya, karena saya tidak mengikuti obat yang disarankan oleh dokter bedah tersebut. Dan ternyata Puji Sukur kembali saya panjatkan kepada Allah SWT karena dalam tempo 3 hari luka luar bekas operasi Cesar istri kering dan luka dalamnya pun sudah mulai membaik sehingga oleh dokter dengan perasaan terheran-heran menyatakan istri sudah bisa dibawa pulang.
Demikianlah pengalaman ini saya tuliskan dan saat ini Bayi perempuan tersebut kami beri Nama Zaskia Nurul Dzihni yang berarti “pikiran yang cemerlang” tumbuh dan berkembang secara sehat dan normal dan belum pernah tersentuh oleh obat-obatan dari dokter (kecuali imunisasi) sampai kisah ini saya tuliskan, dan jika flu diapun kami beri Propolis, sementara karena frekwensi motorik badannya semakin tinggi dan meningkat maka saat ini kami berikan pendamping dari makannya yaitu Organic Spirulina.
Langganan:
Postingan (Atom)