Laman

Tidak Relevan Suplemen Penyebab Tewasnya Ngatimi

*zainul abdi nst/cw 01
Kematian Ngatimi alias Maulidah (38) disebut-sebut akibat mengonsumsi suplemen larutan organik Spirulina, minuman Gamat Plis, cairan Cholorofil, satu kotak tablet Kino dan Gamat Vita Gel, dibantah keras oleh managemen PT K-Link Nusantara.
Melalui Corporate Managemen PT K-Link Nusantara, Bayu Riono didampingi dr Anggi, dr J Silitonga dan penanggung jawab produk K-Link, dr Fatma Dwi A kepada wartawan dalam jumpa persnya, di Hotel Asean, Senin (6/4).
Menurut dr Anggi, tidak relevan suplemen menjadi penyebab utama tewasnya Ngatimi penduduk Jalan Perintis Kemerdekaan Gang Sunda No 17, Kecamatan Binjai, Kabupaten Langkat, kemarin di RSUP HAM.
Sebab, dari hasil penelusuran dan penelitian yang dilakukan, penyakit awal Ngatimi adalah bronchitis kronis (paru-paru). Selanjutnya, Ngatimi mengonsumsi banyak obat-obatan sehingga menimbulkan keracunan obat (steven johnson syndrome) yang terakumulasi di dalam tubuh sehingga kulit memghitam dan melepuh.
“Setelah itu, dia disarankan oleh keluarganya mengonsumsi produk K-Link. Gak relevan setelah meminum produk tersebut selama empat hari meninggal. Ngatimi meninggal akibat steven johnson syndrome. Terlalu dini divonis karena gagal ginjal,” jelasnya.
Ditambahkannya, dampak dari keracunan obat-obatan tersebut juga mengakibatkan kulitnya melepuh. Selain itu juga dari hasil pemeriksaan laboratorium, darah dan urine mengalami infeksi sehingga mengeluhkan batuk-batuk. “Lekositnya tinggi, urinenya banyak bakteri dan sistem kekebalan tubuhnya melemah,” katanya.
Hal yang sama juga diutarakan dr J Silitonga dan penanggung jawab produk K-Link, dr Fatma Dwi A. Bahkan, dr Fatma menyebutkan produk K-Link merupakan produk yang bebas dari bahan kimiawi serta terdaftar di BPOM selama lima tahun dan telah dikonsumsi ribuan orang di Indonesia. “Kami sifatnya menolong, kita tidak datangi pasien tetapi pihak keluarga yang menghubungi distributor untuk membeli produk kami. Jadi ini tidak relevan. Kami bisa menuntut balik kalau dikatakan penyebabnya karena produk K-Link,” tegasnya.
Sementara Corporate Managemen PT K-Link Nusantara, Bayu Riono, menjelaskan kronologis Ngatimi yang memiliki nama sebenarnya Maulidah istri M Nur Sitepu. Ngatimi telah dirawat di RSUP H Adam Malik Medan sejak 28 Maret 2008.
Menurut informasi dari kerabat dan keluarganya sebelum masuk ke rumah sakit, Ngatimi memang sudah lama mengalami gejala yang mirip steven johnson syndrome. Ngatimi sering menggunkan berbagai macam obat dan antibiotik.
“Keterangan itu langsung dari kakak kandung korban yaitu Husna ketika ditemui Kemalawati SKM seorang distributor K-Link yang diundang ke tempatnya pada tanggal 20 Maret lalu dan meminta pertolongan guna memberikan produk alternatif yang alami dan tidak berbahaya,” ungkapnya.
Setelah diberikan dua produk suplemen food, kondisinya membaik dan bisa berjalan seperti dikatakan oleh Husna melalui telepon pada 22 Maret 2009. Kemudian Husna meminta produk lain karena Ngatimi menderita batuk-batuk yang telah lama dideritanya.
Usai mengonsumsi dua produk suplemen, kondisi Ngitimi membaik dan menyatakan akan pulang kampung menemui ibunya di Deli Serdang. Pada kesempatan yang sama, adik ipar korban, Dahlia meminta obat untuk menyembuhkan gangguan polipnya. Namun keesokan hari, Kemala dihubungi oleh keluarganya mengatakan Ngatimi menderita gatal-gatal dan melepuh di beberapa bagian tubuhnya. Kemala menyarankan untuk mengoleskan salah satu produk ke tubuh yang gatal, namun oleh ibunya, Ngatimi dimandikan dengan larutan daun sirih.
Tetapi gatalnya tak sembuh dan semakin parah. Selanjutnya korban dibawa ke RSUP HAM dan didaftarkan dengan nama Ngatimi. Tanggal 31 Maret lalu, Ngatimi melakukan cuci darah karena kedua ginjalnya tak berfungsi. Semenjak itulah, Ngatimi tidak pernah mengkonsumsi suplemen food produk K-Link.
Gagal Ginjal
Sementara itu, Direktur Medik dan Keperawatan RSU Pusat Haji Adam Malik (RSUPHAM), dr Azwan Hakmi Lubis SpA MKes membenarkan prihal meninggalnya pasien yang didiagnosa menderita gagal ginjal.
Dia menjelaskan gagal ginjal yang dialami pasien sudah ditangani dokter dengan mencuci darahnya (hemodialisa), namun nyawanya tidak tertolong. Pihaknya menyatakan gejala penyakit kulit steven jhonson syndrome juga hampir mendekati diagnosanya. Jenazah pasien juga sudah dibawa pulang pihak keluarga untuk dimakamkan.
Azwan mengimbau kepada masyarakat untuk menggunakan obat-obatan harus berdasarkan rekomendasi dari dokter. “Jangan terlalu percaya untuk menggunakan langsung obat-obat yang ada di pasaran. Sebaiknya harus melalui rekomendasi dokter. Karena dikhawatirkan akan berbahaya pada kesehatan hingga menyebabkan kematian seperti yang dialami pasien Ngatimi. Hati-hati menggunakan obat yang beredar di pasaran,” tandasnya.

Sumber by :www.medanbisnisonline.com/2009/04/07/tidak-relevan-suplemen-penyebab-tewasnya-ngatimi/

2 komentar:

Anonim mengatakan...

setauh saya produk dari klink bukanlah obat melainkan suplemen yang sifatnya membantu serta mengaktifkan sel yang telah mati dari dalam tubuh

Anonim mengatakan...

kalo kasusnya seperti ini ( habis minum obat sakit kepala lalu kita mengendarai kenderaan ) setelah itu kita ngantuk dan jatuh lalu ditabrak kenderaan laen dan mati, jadi siapa yang bertanggung jawab atas kejadian tersebut ?....apakah yang nabrak atau produsen obat yang kita konsumsi sebelumnya ?.....